Twitter Facebook Feed

Latihan 1 : Terapi untuk Kekuatan Otot Leher

Ada teman yang penasaran, terapi bagaimanakah yang diberikan kepada anak saya?  Untuk menjawabnya saya harus menoleh ke belakang, 13 tahun yang lampau, masa di mana sesuatunya bermula.  Saya menyadari bahwa mungkin karena terlalu menata perasaan, dan terlalu sibuk dengan pekerjaan, saya “terlambat” untuk memulai penanganan terhadap keadaan Galang. Sehingga di usianya yg ke 8 bulan, dia blm bisa apa-apa, lehernya blm bisa tegak, dia belum bisa menyangga dirinya sendiri.  Beruntunglah saya mempunyai bapak mertua yang sangat sabar yang kebetulan berprofesi sbg fisioterapis di RSHS Bandung. Berdasarkan arahannya saya melatih otot-otot Galang agar dia bisa berkembang.  Latihan pertama yg saya lakukan adalah latihan untuk menguatkan otot leher.  Karena otot leher merupakan titik pertama keseimbangan tubuh. Bagaimana caranya?

Saya baringkan Galang di pangkuan, dan menyangga kepala Galang dengan tangan kiri. Lalu saya  pindahkan kepala Galang dari telapak tangan kiri ke telapak tangan kanan kemudian sebaliknya, begitu terus, hanya itu.  Setiap kali latihan tidaklah lama paling berkisar antara 2 - 5 menit, tapi sehari bisa beberapa kali melakukan latihan itu.  Entahlah setelah 2 minggu atau sebulan kemudian (saya lupa) baru ada perlawanan darinya, ketika kepalanya dipindahkan dari telapak tangan kanan, terasa berat karena dia mulai menahan kepalanya agar tdk dipindahkan. Ini berarti otot lehernya sudah mulai kuat.  Wah senangnya hati saya, sampai tertawa dan juga menangis sendirian.....

Bulan berikutnya, latihannya ditambah disamping latihan yg pertama yg tetap dilakukan.  Kali ini Bapak mertua meminta saya untuk membaringkan Galang di tempat tidur hanya sebatas kaki sampai bahunya saja, dgn posisi kepala menghadap ke bawah alias menggantung.  Saya hanya menahan badannya agar tidak terjatuh ke bawah.  Sepele ya? Tapi tidak buat Galang, buat dia ini adalah latihan yang sangat berat banget, otot lehernya dipaksa untuk berkontraksi menahan kepalanya agar tidak terkulai ke bawah. Baru 1 menit keringat sdh membanjiri tubuhnya, air liur, dan ingus gak berhenti mengalir seiring dengan tangisannya.  Mana ada sih ibu yang tega mendengarnya?  Tapi saya menguatkan hati untuk melawan hati kecil yg sebenarnya ingin menangis agar tetap melakukan latihan ini.  Sama seperti latihan yang pertama tadi.  Latihan ini pun saya lakukan antara 2 – 5 menit saja. Tapi kita jangan bosan melakukaknnya.  Dan juga kita harus “tega” melihat keadaannya dan mendengar tangisannya.  

Alhamdulillah hari demi hari Galang makin lama latihannya. Pada awalnya baru ditelungkupkan saja dia sudah menangis, mungkin dia merasa kesakitan karena otot lehernya dipaksa untuk berkonstraksi.  Hari demi hari dilalui terus dengan latihan ini, dan ada kemajuan berarti, sampai akhirnya dia baru menangis di menit ke 1, terus menit ke 2, menit ke 3 dst...  Dia mulai mau mengangkat kepalanya sebagai tanda otot lehernya semakin kuat, terus seminggu atau dua minggu kemudian dia bisa menolehkan kepalanya ke sebelah kiri atau kanan sehingga akhirnya lehernya sdh kuat walaupun tulang punggungnya masih lemas dan belum bisa menyangga tubuhnya. Saya lupa berapa lama melakukan latihan ini, menyesal saya tidak mencatatnya, karena ternyata sekarang hal ini baru terasa ada manfaatnya untuk membantu ibu-ibu lain yang punya problem serupa.

Tapi tahukah teman,sebelum kita melakukan terapi kepada anak, ada terapi pendahuluan yang  harus dan sangat penting dilakukan.  Yaitu terapi buat diri saya sendiri, bahwa saya harus bisa menerima keadaan anak saya.  Bapak mertua saya tidak menjelaskan kepada saya selama ini bagaimana keadaan Galang yang sebenarnya, sebelum saya sendiri merasa ringan untuk menerima keadaannya.  Terapi buat anak tidak akan memperoleh hasil yang maksimal kalau saya sendiri sebagai ibunya tidak bisa menerima dia apa adanya.  Tidak mudah memang, tapi percayalah bahwa justru setelah kita bisa menerima dia apa adanya, hati terasa lebih nyaman, dan bebanpun terasa lebih ringan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Gerakan pertama itu apakah sama seperti gerakan orang push up atau gimana ya ?

Posting Komentar